Planet Utama Dalam Tata Surya
Berdasarkan posisinya, nama-nama planet pada bagian dalam yang berbatu adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sementara itu planet yang berada di luar tersusun dari gas raksasa (Jupiter dan Saturnus) dan es raksasa (Uranus dan Neptunus).
Merkurius adalah planet terkecil dalam tata surya yang paling dekat dengan matahari. Planet ini juga menjadi yang tercepat selama mengelilingi matahari setiap 88 hari di bumi.
Karena suhunya yang ekstrem, tidak ada kehidupan yang bisa ditemukan disini meskipun struktur penyusunnya sangat padat. Di sini terdapat banyak kawah dengan eksosfer yang sebagian tersusun dari oksigen, natrium, hidrogen, helium, dan kalium yang menyebabkannya sering disebut mirip bulan.
Venus adalah planet terdekat kedua dari matahari dan menjadi yang paling panas sekaligus dekat dengan bumi. Fakta unik tentang planet ini adalah perputarannya yang berlawanan dengan planet lain.
Atmosfernya yang tebal mampu menangkap panas efek rumah kaca dengan awan mengandung asam sulfat dan karbondioksida. Permukaan Venus juga dipenuhi oleh gunung berapi, lembah, dan kawah.
Bumi adalah planet terbesar kelima di tata surya yang satu-satunya memiliki air di permukaannya. Namanya diambil dari bahasa Inggris Kuno dan Jermanik yang berarti tanah dengan dikelilingi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1 % (argon, karbondioksida, dan neon).
Planet ini disebut paling bersahabat dengan manusia karena suhu dan kandungan kimia yang berlimpah. Kemiringan sumbu rotasinya menyebabkan belahan bumi utara lebih banyak mendapatkan matahari daripada di belahan selatan.
Mars adalah planet berdebu dan dingin dengan atmosfer yang sangat tipis. Planet ini memiliki musim & cuaca, lapisan es di kutub, gunung berapi yang punah, dan ngarai.
Di sini NASA banyak melakukan penelitian untuk membuktikan jika Mars lebih basah dan hangat dari yang diperkirakan. Keunikan lain di planet ini adalah mineral besi yang teroksidasi dan menyebabkan seluruh permukaannya tampak berwarna merah.
Jupiter adalah planet terbesar dan tertua di tata surya yang memiliki rongga. Debu dan gas raksasa ini terbentuk dari sisa pembentukan matahari 4,5 miliar tahun lalu yang membentuk garis seperti sabuk di permukaannya.
Tidak ada kehidupan selama 4,5 miliar tahun usia Jupiter karena atmosfernya tersusun dari hidrogen dan helium. Inti planet ini diklaim berisi es dan cairan yang menyebabkan permukaannya banyak tersusun dari gas.
Saturnus adalah bola raksasa besar yang tersusun dari hidrogen dan helium yang memiliki cincin. NASA menyebut banyak sekali misteri yang belum terpecahkan dari planet terbesar kedua di tata surya ini.
Planet yang tidak bisa dihuni manusia ini menjadi satu-satunya yang bisa dilihat oleh mata telanjang. Cincin-cincin saturnus akan mengorbit mengelilingi planet yang memiliki sistem yang disebut Divisi Cassini. Terdapat 2 kelompok cincin yaitu A,B,C (cincin utama) dan D,E,F,G (cincin redup) yang dapat menghasilkan aurora yang indah.
Uranus adalah planet ketujuh dari Matahari yang menjadi terbesar ketiga di tata surya. Planet ini dikenal sangat dingin dan berangin yang dikelilingi oleh 13 cincin samar dan 28 bulan kecil.
Planet Uranus pertama kali ditemukan dengan teleskop oleh William Herschel pada 1781. 80% susunannya berupa cairan padat panas (air, metana, amonia) dengan perputarannya yang berlawanan dengan planet lain.
Neptunus adalah planet yang harus dilihat dengan bantuan teleskop karena berada paling jauh dari bumi. Karena berada di lintasan terjauh, planet ini baru saja tercatat menyelesaikan 165 tahun orbit pertamanya di tahun 2011.
Adapun Neptunus sendiri dianggap lebih jauh dari planet kerdil yaitu Pluto. Ilmuwan memperkirakan terdapat lautan panas di bawah planet ini yang terkunci sehingga menyebabkan suhunya tidak dapat diprediksi dengan jelas.
Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.
Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.
Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.
Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.
Asal Mula Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita
Manusia berusaha mencari tahu asal mula dirinya dan segalanya sejak dulu. Penelitian sains telah mengungkapkan bahwa asal mula manusia bukan hanya dari Bumi, melainkan juga bintang-bintang dan alam semesta. Kisah asal mula kita merentang sampai awal waktu serta kelahiran ruang dan seluruh zat. Asal Mula menceritakan bagaimana terjadinya alam semsta, bintang-bintang, planet-planet, dan kehidupan berdasarkan temuan-temuan sains, yang menunjukan betapa megahnya kosmos dan bagaimana kedudukan kita di dalamnya.
Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya
Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.
Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?
Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.
Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:
Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.
Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.
Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!
Debu dan Gas Antarplanet
Debu dan gas antarplanet adalah partikel-partikel kecil dan molekul gas yang tersebar di seluruh Tata Surya. Debu ini berasal dari berbagai sumber, termasuk tabrakan asteroid, komet yang menguap, dan ejecta vulkanik dari bulan-bulan tertentu.
Tata surya terletak di galaksi Bima Sakti dan merupakan satu dari miliaran sistem planet dalam galaksi kita. Studi tentang tata surya membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan karakteristik benda langit yang mengitarinya, serta memberikan wawasan tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.
Satelit Alami (Bulan)
Satelit alami adalah benda langit yang mengorbit sebuah planet atau benda langit lainnya yang lebih besar. Bulan adalah contoh satelit alami Bumi. Satelit alami dapat memiliki berbagai ukuran dan komposisi, mulai dari bulan berbatu seperti Bulan kita hingga bulan es seperti beberapa satelit Jupiter dan Saturnus. Mereka memainkan peran penting dalam sistem planet, mempengaruhi pasang surut laut, menstabilkan rotasi planet, dan bahkan dapat memiliki atmosfer sendiri.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Bisnis.com, JAKARTA - Nama nama planet tentu sudah dikenalkan sejak masih anak-anak yaitu dimulai dari bangku sekolah dasar. Sampai saat ini, tercatat ada 8 jumlah planet yang harus diketahui. Setiap planet memiliki karakteristik yang berbeda.
Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya
Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.
Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.
Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.
Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.
Asteroid dan Sabuk Asteroid
Asteroid adalah benda berbatu yang lebih kecil dari planet, sebagian besar terletak di Sabuk Asteroid antara Mars dan Jupiter. Sabuk Asteroid diyakini merupakan sisa-sisa materi dari pembentukan Tata Surya yang tidak pernah bergabung menjadi planet. Asteroid memiliki berbagai ukuran, dari beberapa meter hingga ratusan kilometer. Beberapa asteroid memiliki satelit alami sendiri, dan beberapa bahkan memiliki potensi untuk mengandung air dan bahan organik.
Komet adalah benda es yang mengorbit Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Ketika komet mendekati Matahari, esnya menguap dan membentuk koma (atmosfer sementara) dan ekor yang khas. Ekor komet selalu menjauhi Matahari karena tekanan radiasi matahari dan angin matahari.